GONG BAO JI DING
Bahan-bahan:
500 gram Dada ayam, potong ukuran 1/2 x 2 cm
½ sdt Garam
1 buah Putih telur
2 sdm Ang ciu (aku ganti cuka apel Kusuma)
2 sdt Maizena
Minyak untuk menggoreng &menumis bumbu
1 sdt Bawang putih, cincang halus
1 sdt Jahe, cincang halus
1 sdm Kecap asin (aku pake merk Pearl Bridge River)
1 sdm Cuka beras (aku pake merk Blue Elephant, made in Thailand)
1 sdt Gula
2-3 buah Cabe kering, iris 1 cm, goreng hingga renyah dan kecoklatan
1 sdm Daun bawang iris tipis (aku skip)
2 sdm Kacang tanah goreng tanpa kulit
Cara membuat:
1) Lumuri potongan ayam dengan garam, putih telur, ang ciu (aku: cuka apel), dan maizena. Sisihkan selama 2-3 menit sambil memanaskan minyak untuk menggoreng.
2) Goreng ayam sampai terendam dengan suhu sangat tinggi selama 30 detik, angkat, tiriskan dan sisihkan.
3) Sisakan kira2 1 sdt minyak goreng di wajan. Tumis bawang putih dan jahe selama beberapa detik, lalu tambahkan kecap asin, cuka beras, dan gula. Aduk rata. Masukkan ayam, cabe kering dan daun bawang. Tumis 3-4 menit.
4) Masukkan kacang goreng. Hidangkan segera.
Hasil: untuk 5 porsi nasi.
Kesimpulanku masakan china memang merefleksikan adat istiadat masyarakat di negeri Tiongkok sana, paling tidak di zaman dahulu kala, yang penuh kerja keras dan serba cepat. Karena China adalah negara 4 musim, bahan makanan segar tidak tersedia setiap saat. Bumbu2 berbentuk saus (rata-rata hasil fermentasi) disiapkan dalam jumlah banyak dan distok. Bahan2 utama dipotong2 dengan pisau daging yang besar menjadi potongan berukuran sama supaya bisa matang bersamaan. Untuk memasak dipakai kuali besi yang besar dan api besar. Waktu pematangan otomatis sebentar saja. Masakan dinikmati secara cepat supaya tidak keburu dingin. Karena kepraktisan dan citarasanya, tidak heran restoran masakan china tumbuh subur tidak saja di Asia tetapi juga di negara-negara barat.
Bahan-bahan:
500 gram Dada ayam, potong ukuran 1/2 x 2 cm
½ sdt Garam
1 buah Putih telur
2 sdm Ang ciu (aku ganti cuka apel Kusuma)
2 sdt Maizena
Minyak untuk menggoreng &menumis bumbu
1 sdt Bawang putih, cincang halus
1 sdt Jahe, cincang halus
1 sdm Kecap asin (aku pake merk Pearl Bridge River)
1 sdm Cuka beras (aku pake merk Blue Elephant, made in Thailand)
1 sdt Gula
2-3 buah Cabe kering, iris 1 cm, goreng hingga renyah dan kecoklatan
1 sdm Daun bawang iris tipis (aku skip)
2 sdm Kacang tanah goreng tanpa kulit
Cara membuat:
1) Lumuri potongan ayam dengan garam, putih telur, ang ciu (aku: cuka apel), dan maizena. Sisihkan selama 2-3 menit sambil memanaskan minyak untuk menggoreng.
2) Goreng ayam sampai terendam dengan suhu sangat tinggi selama 30 detik, angkat, tiriskan dan sisihkan.
3) Sisakan kira2 1 sdt minyak goreng di wajan. Tumis bawang putih dan jahe selama beberapa detik, lalu tambahkan kecap asin, cuka beras, dan gula. Aduk rata. Masukkan ayam, cabe kering dan daun bawang. Tumis 3-4 menit.
4) Masukkan kacang goreng. Hidangkan segera.
Hasil: untuk 5 porsi nasi.
Kesimpulanku masakan china memang merefleksikan adat istiadat masyarakat di negeri Tiongkok sana, paling tidak di zaman dahulu kala, yang penuh kerja keras dan serba cepat. Karena China adalah negara 4 musim, bahan makanan segar tidak tersedia setiap saat. Bumbu2 berbentuk saus (rata-rata hasil fermentasi) disiapkan dalam jumlah banyak dan distok. Bahan2 utama dipotong2 dengan pisau daging yang besar menjadi potongan berukuran sama supaya bisa matang bersamaan. Untuk memasak dipakai kuali besi yang besar dan api besar. Waktu pematangan otomatis sebentar saja. Masakan dinikmati secara cepat supaya tidak keburu dingin. Karena kepraktisan dan citarasanya, tidak heran restoran masakan china tumbuh subur tidak saja di Asia tetapi juga di negara-negara barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH TELAH BER-KUNJUNG DI BLOG SEDERHANA KAMI.